Minggu, 02 November 2014

Kagumi Hijab dan Quran, Wanita Amrik Ini Jadi Mualaf

Kagumi Hijab dan Quran, Wanita Amrik Ini Jadi Mualaf Ilustrasi (OnIslam.net)
Saat Mary membaca Surat Al-Noor, hatinya begitu tersentuh. Meski hanya membaca terjemahannya, kebenaran Allah dan Alquran menjadi jelas baginya.
Dream - Mary, seorang wanita Amerika, dibesarkan dalam keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Lahir di Oklahoma, Mary sangat menganggap penting agamanya.
Setelah lulus sekolah menengah atas, Mary ingin melanjutkan
kuliah. Namun kedua orangtuanya bercerai sehingga dia gagal masuk universitas.
Beruntung, dia masih bisa sekolah di sebuah sekolah tinggi lokal. Usai lulus, Mary menikah, punya anak, dan bercerai. Kemudian dia menikah dan lagi-lagi bercerai. Setelah perceraian keduanya, Mary memutuskan ikut audisi beasiswa ke University of Tusla. Mary akhirnya diterima di kampus dekat rumahnya itu.
Mary sangat senang karena dia punya banyak teman internasional dan bisa membaca segala buku sepuasnya di perpustakaan universitas. Sambil kuliah, Mary mengajarkan writing. Di sinilah Mary bertemu dengan muslim untuk pertama kalinya.
Gadis-gadis muslim asal Malaysia yang menjadi murid writing Mary begitu sopan santun dan ramah tamah. Setiap jam-jam tertentu, para mahasiswi Malaysia itu minta izin untuk menunaikan ibadah mereka.
Mary berpikir agama mereka pasti agama yang baik karena mampu memberi efek kehidupan yang positif kepada penganutnya.
Mary juga senang melihat para mahasiswi Malaysia itu saat mengenakan kerudung. Namun Mary mengira bahwa kerudung itu adalah budaya orang-orang Malaysia.
Saat mengajar para mahasiswi Malaysia itu, Mary tiba-tiba merasakan sakit pada kepalanya. Selama bertahun-tahun, Mary memang punya penyakit migrain. Akibatnya, Mary tidak ke kampus karena kepalanya sangat sakit dan dia harus minum obat berdosis tinggi.
Mary sebenarnya sudah tidak kuat lagi untuk minum obat-obatan tersebut. Selama sakit dan terbaring itulah Mary merasakan kebaikan muslim yang sebenarnya dari para mahasiswi Malaysia itu.
Mary sengaja tidak mengunci pintu kamarnya agar para mahasiswi itu bisa belajar bahasa Inggris atau writing. Mereka kadang membawakan makanan atau masak sup untuk Mary.
Suatu saat, Mary bertanya kepada Aminah, salah satu mahasiswi Malaysia, tentang agama Islam. Tidak ingin Mary mendapat informasi yang salah soal Islam, Aminah minta bantuan Mahmoud dari Oman. Mahmoud hanya bisa menjawab beberapa pertanyaan karena dia harus masuk kelas writing.
Hari berikutnya, Mahmoud membawa Saif dari Yaman dan mereka berdua bergantian menjawab segala pertanyaan tentang Islam dari Mary.
Selain kedua pemuda tersebut, Mary juga dikenalkan kepada Tariq, Khalid serta Yousif. Mereka akhirnya menjadi murid Mary di kelas writing.
Selama menjadi guru writing bagi pemuda-pemudi muslim itu, Mary melihat ikatan persaudaraan yang kuat di antara mereka. Mary akhirnya minta Saif sebuah buku tentang Islam untuk dibaca-baca.
Buku tentang status wanita dalam Islam yang diberikan Saif begitu menyentuh perasaan Mary. Dia jadi tahu bahwa Islam sangat menjunjung tinggi wanita.
Mary kemudian meminta Saif Alquran dan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Dari kitab inilah, Mary mengakui bahwa dia sedang membaca kata-kata Tuhan. Saat Mary membaca Surat Al-Noor, hatinya begitu tersentuh. Meski hanya membaca terjemahannya, kebenaran Allah dan Alquran menjadi jelas bagi Mary.
Meskipun masih merasakan sakit kepala, Mary tetap berdoa kali ini dengan menyebut kata Allah. Setelah berdoa, Mary merasa mengantuk dan tertidur. Tapi saat bangun keesokan harinya, sakit di kepalanya mendadak hilang dan Mary sangat bersyukur. Tanggal 8 November 1994, Mary akhirnya memeluk Islam dengan bimbingan Saif.
(Sumber: OnIslam.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar